Searching...
Bahasa Indonesia
EnglishEnglish
EspañolSpanish
简体中文Chinese
FrançaisFrench
DeutschGerman
日本語Japanese
PortuguêsPortuguese
ItalianoItalian
한국어Korean
РусскийRussian
NederlandsDutch
العربيةArabic
PolskiPolish
हिन्दीHindi
Tiếng ViệtVietnamese
SvenskaSwedish
ΕλληνικάGreek
TürkçeTurkish
ไทยThai
ČeštinaCzech
RomânăRomanian
MagyarHungarian
УкраїнськаUkrainian
Bahasa IndonesiaIndonesian
DanskDanish
SuomiFinnish
БългарскиBulgarian
עבריתHebrew
NorskNorwegian
HrvatskiCroatian
CatalàCatalan
SlovenčinaSlovak
LietuviųLithuanian
SlovenščinaSlovenian
СрпскиSerbian
EestiEstonian
LatviešuLatvian
فارسیPersian
മലയാളംMalayalam
தமிழ்Tamil
اردوUrdu
Self-theories

Self-theories

Their Role in Motivation, Personality, and Development (Essays in Social Psychology)
oleh Carol S. Dweck 1999 212 halaman
4.13
500+ penilaian
Dengarkan
Try Full Access for 7 Days
Unlock listening & more!
Continue

Poin Penting

1. Pola Pikir Membentuk Motivasi, Pembelajaran, dan Prestasi

Teori siswa tentang kecerdasan mereka dapat menciptakan dunia psikologis yang berbeda, sehingga mereka berpikir, merasakan, dan bertindak berbeda dalam situasi yang sama.

Teori implisit sangat penting. Orang mengembangkan keyakinan tentang sifat kemampuan mereka, terutama kecerdasan, yang sangat memengaruhi motivasi dan prestasi mereka. Mereka yang memiliki "pola pikir tetap" (teori entitas) memandang kecerdasan sebagai sifat yang statis, sementara yang memiliki "pola pikir berkembang" (teori inkremental) melihatnya sebagai kualitas yang bisa dikembangkan. Pola pikir ini membentuk kerangka psikologis yang berbeda yang memengaruhi cara individu mendekati pembelajaran, merespons tantangan, dan menafsirkan pengalaman mereka.

Dampak nyata di dunia nyata. Penelitian menunjukkan bahwa teori siswa tentang kecerdasan memprediksi prestasi akademik mereka, terutama saat menghadapi masa transisi yang menantang seperti masuk SMP. Mereka yang memiliki pola pikir berkembang cenderung menyambut tantangan, bertahan menghadapi kegagalan, dan mencapai prestasi lebih tinggi dibandingkan teman-teman mereka yang berpolapikir tetap. Efek ini terlihat di berbagai populasi dan bahkan dalam intervensi yang mengajarkan siswa tentang sifat kecerdasan yang dapat berubah, sehingga meningkatkan kinerja akademik.

2. Pola Pikir Tetap Mengarah pada Tujuan Prestasi; Pola Pikir Berkembang pada Tujuan Pembelajaran

Teori inkremental justru membantu siswa dengan menumbuhkan keinginan menghadapi tantangan dan harapan bahwa penguasaan adalah proses yang berlangsung seiring waktu dan usaha yang berkelanjutan.

Perbedaan orientasi tujuan. Pola pikir siswa sangat memengaruhi jenis tujuan yang mereka kejar. Mereka yang berpolapikir tetap cenderung mengadopsi "tujuan prestasi," fokus pada pembuktian kecerdasan dan menghindari situasi yang bisa membuat mereka tampak kurang mampu. Sebaliknya, siswa dengan pola pikir berkembang lebih mungkin mengejar "tujuan pembelajaran," mencari tantangan dan kesempatan untuk mengembangkan kemampuan mereka.

Implikasi bagi prestasi. Perbedaan orientasi tujuan ini membawa konsekuensi penting:

  • Tujuan prestasi:
    • Membuat menghindari tugas yang menantang
    • Menimbulkan kecemasan akan kesalahan
    • Bisa menyebabkan menyerah saat menghadapi kesulitan
  • Tujuan pembelajaran:
    • Mendorong menyambut tantangan
    • Membina ketangguhan menghadapi kegagalan
    • Mendorong strategi pembelajaran yang lebih mendalam dan prestasi jangka panjang yang lebih baik

3. Pujian untuk Kecerdasan Bisa Berbalik Efek; Pujian untuk Usaha Membina Ketangguhan

Label kecerdasan, baik atau buruk, memiliki efek merusak. Keduanya mengajarkan anak bahwa kecerdasan mereka dapat langsung dinilai dari prestasi mereka.

Paradoks pujian kecerdasan. Bertentangan dengan kepercayaan umum, memuji anak karena kecerdasannya dapat membawa konsekuensi negatif. Studi menunjukkan anak yang dipuji karena pintar:

  • Lebih peduli untuk terlihat pintar daripada belajar
  • Menghindari tugas menantang yang bisa mengungkap kekurangan
  • Kehilangan kepercayaan diri dan motivasi saat menghadapi kesulitan
  • Lebih mungkin berbohong tentang prestasi untuk mempertahankan citra "pintar"

Strategi pujian yang efektif. Alih-alih memuji kecerdasan, fokus pada usaha, strategi, dan kemajuan menghasilkan hasil yang lebih adaptif:

  • Mendorong pola pikir berkembang
  • Membina ketangguhan menghadapi tantangan
  • Menumbuhkan kecintaan belajar dan keberanian menghadapi tugas sulit
  • Membantu anak mengembangkan rasa kontrol atas prestasi mereka

4. Respon Tak Berdaya vs. Berorientasi Penguasaan pada Tantangan Berasal dari Pola Pikir

Respon tak berdaya bukan soal kemampuan siswa saat ini. Siswa yang sangat terampil sama mungkin seperti siswa kurang terampil merespons kesulitan dengan menyalahkan kemampuan mereka dan menyerah.

Dua pola respon berbeda. Saat menghadapi tantangan atau kegagalan, individu cenderung menunjukkan respon "tak berdaya" atau "berorientasi penguasaan":

  • Respon tak berdaya:
    • Mengaitkan kegagalan dengan kurangnya kemampuan
    • Mengalami emosi negatif dan penurunan harga diri
    • Menyerah atau menghindari tantangan serupa di masa depan
  • Respon berorientasi penguasaan:
    • Melihat kegagalan sebagai kesempatan belajar
    • Mempertahankan emosi positif dan harga diri
    • Meningkatkan usaha dan mencari strategi baru untuk mengatasi tantangan

Kaitan dengan pola pikir. Pola respon ini erat kaitannya dengan pola pikir individu. Mereka yang berpolapikir tetap lebih rentan pada respon tak berdaya, sementara yang berpolapikir berkembang cenderung menunjukkan respon berorientasi penguasaan. Penting untuk diketahui bahwa pola ini bukan sifat tetap, melainkan dapat dipengaruhi oleh pesan dan umpan balik yang diterima tentang sifat kemampuan dan kecerdasan.

5. Teori Entitas vs. Inkremental Mempengaruhi Penilaian Diri dan Orang Lain

Para penganut teori entitas percaya Jack akan menang lagi. Mereka tampaknya sudah memutuskan bahwa dia adalah siswa yang lebih cerdas secara intelektual. Sebaliknya, penganut teori inkremental berpikir siswa lain, Joe, akan unggul dalam situasi baru.

Dampak penilaian diri. Teori orang tentang sifat atribut pribadi (entitas vs. inkremental) memengaruhi cara mereka menilai diri sendiri dan orang lain:

  • Penganut teori entitas:
    • Membuat penilaian cepat dan menyeluruh berdasarkan informasi terbatas
    • Melihat sifat sebagai tetap dan sangat memprediksi perilaku masa depan
    • Lebih cenderung memberi label pada diri sendiri dan orang lain berdasarkan kejadian tunggal
  • Penganut teori inkremental:
    • Lebih berhati-hati dalam membuat penilaian luas
    • Melihat perilaku dipengaruhi faktor situasional dan dapat berubah
    • Kurang cenderung membuat generalisasi luas tentang diri sendiri atau orang lain

Konsekuensi sosial. Gaya penilaian yang berbeda ini dapat berdampak besar pada hubungan interpersonal, kepemimpinan, dan interaksi sosial. Penganut teori entitas mungkin lebih cepat mengkategorikan orang dan kurang terbuka terhadap perubahan kesan, sementara penganut teori inkremental lebih fleksibel dalam pandangan mereka terhadap orang lain dan lebih terbuka pada pertumbuhan serta perubahan pribadi.

6. Pola Pikir Mempengaruhi Stereotip dan Keyakinan tentang Potensi Perubahan

Saya percaya bahwa orang dan masyarakat mendapatkan banyak manfaat ketika kita mencari cara membantu orang menyadari potensi mereka daripada memberi label atau menghukum mereka saat gagal.

Kecenderungan stereotip. Penelitian menunjukkan individu dengan teori entitas lebih mungkin mendukung dan bertindak berdasarkan stereotip dibandingkan dengan mereka yang berteori inkremental. Hal ini berlaku untuk stereotip positif maupun negatif dan pada berbagai kelompok sosial.

Implikasi untuk perubahan dan rehabilitasi. Pola pikir juga memengaruhi keyakinan tentang potensi perubahan seseorang:

  • Penganut teori entitas:
    • Lebih cenderung melihat sifat dan perilaku sebagai tetap
    • Kurang mendukung upaya rehabilitasi pelanggar hukum
    • Memilih hukuman daripada pendidikan dan pengembangan keterampilan
  • Penganut teori inkremental:
    • Lebih percaya pada potensi pertumbuhan dan perubahan pribadi
    • Lebih mendukung pendekatan edukasi dan rehabilitasi
    • Fokus pada penyelesaian penyebab mendasar perilaku bermasalah

Perbedaan pandangan ini memiliki dampak besar pada pendidikan, sistem peradilan pidana, dan kebijakan sosial.

7. Teori Diri Berkembang Sejak Dini dan Mempengaruhi Kerentanan vs. Ketangguhan

Banyak anak muda yang rentan memiliki keyakinan yang sama dengan siswa rentan yang lebih tua—keyakinan bahwa sifat diri dapat diukur dari kegagalan dan sifat itu bersifat permanen.

Perkembangan awal teori diri. Bertentangan dengan anggapan sebelumnya, penelitian menunjukkan anak-anak sedini 3-4 tahun sudah dapat mengembangkan teori tentang sifat kemampuan dan kualitas pribadi mereka. Teori diri awal ini lebih fokus pada gagasan "baik" dan "buruk" daripada kecerdasan.

Dampak pada kerentanan. Anak-anak muda dengan teori entitas tentang kebaikan:

  • Lebih cenderung mengartikan kesalahan sebagai tanda "buruk"
  • Menunjukkan respon tak berdaya terhadap kritik atau kegagalan
  • Mengalami penurunan harga diri yang lebih besar setelah kegagalan
  • Lebih mungkin menyerah pada tugas setelah kesulitan awal

Sebaliknya, anak-anak dengan teori inkremental menunjukkan ketangguhan lebih besar, melihat kesalahan sebagai kesempatan belajar dan mempertahankan rasa harga diri yang lebih stabil saat menghadapi tantangan.

8. Mendorong Pola Pikir Berkembang Memupuk Motivasi dan Prestasi yang Adaptif

Kita bisa jujur kepada siswa tentang apa yang kurang dan apa yang perlu mereka lakukan untuk memperolehnya.

Menciptakan lingkungan yang berorientasi pada pertumbuhan. Untuk memupuk motivasi dan prestasi yang adaptif, pendidik dan orang tua sebaiknya:

  • Fokus pada proses pembelajaran daripada kemampuan bawaan
  • Memberikan umpan balik yang spesifik dan berorientasi strategi, bukan pujian yang berfokus pada pribadi
  • Menekankan usaha, ketekunan, dan perbaikan daripada bakat alami
  • Membingkai tantangan dan kesalahan sebagai peluang untuk berkembang
  • Mengajarkan tentang plastisitas otak dan sifat kecerdasan yang dapat berubah

Manfaat jangka panjang. Mengembangkan pola pikir berkembang dapat menghasilkan:

  • Ketangguhan yang meningkat menghadapi tantangan akademik dan pribadi
  • Prestasi yang lebih tinggi di berbagai bidang
  • Keinginan lebih besar untuk menghadapi tugas sulit dan bertahan melewati kegagalan
  • Peningkatan harga diri yang didasarkan pada usaha dan pertumbuhan pribadi, bukan sifat tetap
  • Respon yang lebih adaptif terhadap kritik dan kegagalan sepanjang hidup

Dengan memahami dan menerapkan prinsip-prinsip ini, pendidik, orang tua, dan individu dapat menciptakan lingkungan yang mendukung pembelajaran seumur hidup, ketangguhan, dan prestasi.

Terakhir diperbarui:

FAQ

What's Self-theories: Their Role in Motivation, Personality, and Development about?

  • Focus on Self-Theories: The book delves into how individuals form beliefs about their abilities, termed self-theories, and how these beliefs impact motivation, personality, and development.
  • Two Main Theories: It contrasts the "entity theory," which views intelligence as a fixed trait, with the "incremental theory," which sees intelligence as malleable and capable of growth through effort.
  • Behavioral Impact: Dweck illustrates how these theories influence responses to challenges, with entity theorists often feeling helpless in failure, while incremental theorists embrace challenges and persist.

Why should I read Self-theories by Carol S. Dweck?

  • Understanding Motivation: The book provides insights into the psychological mechanisms driving motivation and achievement, valuable for educators, parents, and personal development enthusiasts.
  • Research-Based Insights: Dweck presents findings from over 30 years of research, offering evidence-based strategies for fostering a growth mindset in oneself and others.
  • Practical Applications: Concepts can be applied in educational settings, workplaces, and personal relationships to encourage resilience and a love for learning.

What are the key takeaways of Self-theories?

  • Beliefs Shape Outcomes: The core message is that beliefs about intelligence and ability significantly influence how individuals approach challenges and setbacks.
  • Praise Matters: Dweck emphasizes that praising intelligence can lead to a fear of failure, while praising effort encourages a growth mindset and resilience.
  • Potential for Change: The book underscores the importance of believing in the potential for change, which can lead to greater achievement and personal growth.

What are the best quotes from Self-theories and what do they mean?

  • "The hallmark of successful individuals...": This quote highlights the characteristics of mastery-oriented individuals who thrive on challenges and view effort as a pathway to success.
  • "Failure is not an indictment of intelligence.": Dweck stresses that setbacks should be seen as opportunities for learning and growth, not as reflections of one's abilities.
  • "Self-esteem is not something we give...": This emphasizes that true self-esteem comes from engaging in meaningful challenges and learning, rather than from external validation.

What are the differences between entity and incremental theories in Self-theories?

  • Fixed vs. Malleable Intelligence: Entity theorists believe intelligence is a fixed trait, while incremental theorists view it as something that can be developed through effort and learning.
  • Response to Failure: Entity theorists often respond to failure with self-doubt and helplessness, whereas incremental theorists see failure as a chance to learn and improve.
  • Impact on Goals: Entity theorists tend to pursue performance goals focused on validation, while incremental theorists pursue learning goals aimed at personal growth and mastery.

How do self-theories affect motivation and achievement according to Self-theories?

  • Influence on Goals: Self-theories shape the types of goals individuals set, with entity theorists favoring performance goals and incremental theorists favoring learning goals.
  • Coping Mechanisms: Those with an incremental view are more likely to persist and seek solutions when faced with challenges.
  • Long-term Outcomes: Believing in the potential for growth leads to better long-term academic and personal outcomes, as individuals are more willing to embrace challenges and learn from mistakes.

What role does praise play in developing self-theories in Self-theories?

  • Praise for Intelligence: Dweck argues that praising intelligence can create a fear of failure, leading students to avoid challenges to maintain their "smart" label.
  • Praise for Effort: In contrast, praising effort encourages a growth mindset, helping students to value learning and resilience over mere performance.
  • Long-term Effects: The type of praise given can have lasting effects on students' self-theories and their approach to learning and challenges throughout their lives.

How can educators apply the concepts from Self-theories?

  • Foster a Growth Mindset: Educators can create an environment that emphasizes effort, learning, and resilience rather than solely focusing on grades and performance.
  • Use Constructive Feedback: Providing feedback that focuses on strategies and effort can help students develop a more adaptive approach to challenges.
  • Encourage Risk-Taking: By promoting a culture where mistakes are seen as learning opportunities, educators can help students embrace challenges and develop their potential.

What are the implications of self-theories for mental health in Self-theories?

  • Impact on Self-Esteem: Dweck discusses how entity theorists may experience lower self-esteem and higher vulnerability to depression due to their fixed beliefs about intelligence and ability.
  • Coping with Setbacks: Incremental theorists are more likely to cope constructively with setbacks, viewing them as opportunities for growth rather than as reflections of their worth.
  • Long-term Resilience: Believing in the potential for change can lead to greater resilience and better mental health outcomes, as individuals are more likely to engage in proactive coping strategies.

How do implicit theories influence social interactions according to Self-theories?

  • Judging Others: Entity theorists are more likely to make quick, global judgments about others based on their behavior, while incremental theorists consider situational factors and potential for change.
  • Stereotyping: The book discusses how entity theorists may hold stronger stereotypes about groups, believing that behaviors reflect fixed traits, whereas incremental theorists see behaviors as changeable.
  • Interpersonal Relationships: Understanding these theories can help individuals navigate social situations more effectively, fostering healthier relationships based on growth and understanding rather than fixed judgments.

How do self-theories affect children's responses to failure in Self-theories?

  • Helpless Responses: Children who hold an entity theory may exhibit helplessness, self-blame, and negative emotions when they fail, as they interpret failure as a reflection of their unchangeable intelligence.
  • Mastery-Oriented Responses: Conversely, children with an incremental theory are more likely to view failure as a learning opportunity, leading to increased motivation and persistence in overcoming challenges.
  • Research Findings: Dweck's studies show that even young children can display these patterns, indicating that self-theories are influential from an early age.

How can parents and educators foster a growth mindset based on Self-theories?

  • Emphasize Effort and Strategies: Dweck advises focusing on the effort and strategies children use rather than their inherent abilities, which can help them develop a more resilient mindset.
  • Provide Constructive Feedback: Offering feedback that highlights improvement and learning opportunities can encourage children to embrace challenges and view failures as part of the learning process.
  • Model a Growth Mindset: Adults should demonstrate their own learning processes and how they cope with setbacks, reinforcing the idea that growth is a lifelong journey.

Ulasan

4.13 dari 5
Rata-rata dari 500+ penilaian dari Goodreads dan Amazon.

Self-theories karya Carol Dweck membahas pengaruh pola pikir terhadap pertumbuhan pribadi dan pencapaian. Banyak pembaca memuji kedalaman akademis serta wawasan yang mampu mengubah hidup, meskipun sebagian merasa isi buku ini terkesan berulang-ulang. Buku ini menekankan pentingnya memiliki pola pikir berkembang dibandingkan pola pikir tetap, dengan mendorong usaha dan pembelajaran dari tantangan yang dihadapi. Banyak ulasan mengapresiasi pendekatan Dweck yang didukung oleh riset serta penerapannya dalam bidang pendidikan dan pengembangan diri. Meski ada yang lebih menyukai gaya akademis buku ini dibandingkan dengan buku populer "Mindset," sebagian lain menganggapnya cukup padat. Secara keseluruhan, pembaca menghargai potensi buku ini dalam mengubah cara berpikir dan menumbuhkan ketangguhan.

Your rating:
4.56
76 penilaian

Tentang Penulis

Carol S. Dweck, Ph.D., adalah seorang peneliti motivasi ternama sekaligus Profesor Psikologi Lewis dan Virginia Eaton di Universitas Stanford. Karya-karyanya berfokus pada kesuksesan dan cara mengembangkannya, dengan penekanan khusus pada pola pikir serta perannya dalam pengembangan diri. Dweck pernah menduduki posisi bergengsi di Universitas Columbia dan Harvard, dan diakui secara internasional atas kontribusinya di bidang ini. Bukunya yang berjudul "Self-Theories" mendapatkan penghargaan dari Federasi Pendidikan Dunia. Penelitian Dweck telah menarik perhatian berbagai publikasi dan media besar, menegaskan posisinya sebagai tokoh terkemuka dalam psikologi motivasi dan teori pendidikan.

Listen to Summary
0:00
-0:00
1x
Dan
Andrew
Michelle
Lauren
Select Speed
1.0×
+
200 words per minute
Home
Library
Get App
Create a free account to unlock:
Requests: Request new book summaries
Bookmarks: Save your favorite books
History: Revisit books later
Recommendations: Personalized for you
Ratings: Rate books & see your ratings
100,000+ readers
Try Full Access for 7 Days
Listen, bookmark, and more
Compare Features Free Pro
📖 Read Summaries
All summaries are free to read in 40 languages
🎧 Listen to Summaries
Listen to unlimited summaries in 40 languages
❤️ Unlimited Bookmarks
Free users are limited to 4
📜 Unlimited History
Free users are limited to 4
📥 Unlimited Downloads
Free users are limited to 1
Risk-Free Timeline
Today: Get Instant Access
Listen to full summaries of 73,530 books. That's 12,000+ hours of audio!
Day 4: Trial Reminder
We'll send you a notification that your trial is ending soon.
Day 7: Your subscription begins
You'll be charged on May 28,
cancel anytime before.
Consume 2.8x More Books
2.8x more books Listening Reading
Our users love us
100,000+ readers
"...I can 10x the number of books I can read..."
"...exceptionally accurate, engaging, and beautifully presented..."
"...better than any amazon review when I'm making a book-buying decision..."
Save 62%
Yearly
$119.88 $44.99/year
$3.75/mo
Monthly
$9.99/mo
Try Free & Unlock
7 days free, then $44.99/year. Cancel anytime.
Scanner
Find a barcode to scan

Settings
General
Widget
Loading...