Searching...
Bahasa Indonesia
EnglishEnglish
EspañolSpanish
简体中文Chinese
FrançaisFrench
DeutschGerman
日本語Japanese
PortuguêsPortuguese
ItalianoItalian
한국어Korean
РусскийRussian
NederlandsDutch
العربيةArabic
PolskiPolish
हिन्दीHindi
Tiếng ViệtVietnamese
SvenskaSwedish
ΕλληνικάGreek
TürkçeTurkish
ไทยThai
ČeštinaCzech
RomânăRomanian
MagyarHungarian
УкраїнськаUkrainian
Bahasa IndonesiaIndonesian
DanskDanish
SuomiFinnish
БългарскиBulgarian
עבריתHebrew
NorskNorwegian
HrvatskiCroatian
CatalàCatalan
SlovenčinaSlovak
LietuviųLithuanian
SlovenščinaSlovenian
СрпскиSerbian
EestiEstonian
LatviešuLatvian
فارسیPersian
മലയാളംMalayalam
தமிழ்Tamil
اردوUrdu
The Resilience Factor

The Resilience Factor

7 Keys to Finding Your Inner Strength and Overcoming Life's Hurdles
oleh Karen Reivich 2002 352 halaman
3.91
783 penilaian
Dengarkan
Try Full Access for 7 Days
Unlock listening & more!
Continue

Poin Penting

1. Ketangguhan adalah Keterampilan yang Bisa Dipelajari, Bukan Sifat Tetap

“Kemampuanmu untuk menjadi tangguh bukanlah sifat bawaan yang ditentukan secara genetik seperti tinggi badan, dan tidak ada batas genetik seberapa tangguh kamu bisa menjadi.”

Ketangguhan bukanlah sesuatu yang melekat sejak lahir. Berbeda dengan atribut fisik, ketangguhan tidak ditentukan oleh genetika. Ini adalah kemampuan dinamis yang bisa dikembangkan dan diperkuat melalui usaha sadar dan latihan. Artinya, apapun tingkat ketangguhanmu saat ini, kamu memiliki potensi untuk meningkatkannya.

Penelitian mendukung perubahan. Puluhan tahun riset ilmiah menunjukkan bahwa ketangguhan bukanlah sifat tetap. Studi membuktikan bahwa orang bisa belajar mengatasi kesulitan masa kecil, menghadapi stres sehari-hari, bangkit dari kegagalan besar, dan membuka diri pada pengalaman baru.

Pemberdayaan melalui pembelajaran. Memahami bahwa ketangguhan adalah keterampilan yang bisa dipelajari memberikan kekuatan. Ini berarti kamu bukan korban keadaan atau masa lalu. Kamu memiliki kuasa untuk mengubah cara merespons kesulitan dan menciptakan hidup yang lebih bermakna.

2. Pikiranmu, Bukan Kejadian, yang Menentukan Ketangguhanmu

“Semua tentang mengubah cara kamu memandang kesulitan.”

Kekuatan interpretasi. Respon emosional dan perilaku kita bukan disebabkan langsung oleh kejadian, melainkan oleh bagaimana kita menafsirkan kejadian tersebut. Ini berarti kesulitan yang sama bisa memicu reaksi berbeda pada orang berbeda, tergantung pada keyakinan dan gaya berpikir mereka.

Gaya berpikir sebagai filter. Gaya berpikir kita berfungsi sebagai filter yang memengaruhi cara kita melihat dunia. Filter ini bisa memengaruhi persepsi kita, sehingga menimbulkan pola perilaku yang merugikan diri sendiri. Dengan memahami gaya berpikir, kita bisa mulai menantang dan mengubahnya.

Kontrol kognitif. Ketangguhan bukan tentang menghindari kesulitan, melainkan mengubah cara kita memandangnya. Dengan belajar mengendalikan pikiran, kita bisa mengendalikan emosi dan perilaku, dan pada akhirnya, tingkat ketangguhan kita.

3. Kuasai ABC-mu: Adversitas, Keyakinan, dan Konsekuensi

“Jika pikiran yang muncul saat kamu menghadapi kesulitan negatif atau penuh kritik diri, itu akan merusak kemampuanmu untuk merespons dengan keberanian dan ketenangan.”

Model ABC. Model ABC adalah kerangka untuk memahami bagaimana pikiran memengaruhi emosi dan perilaku. Terdiri dari tiga komponen:

  • A (Adversitas): Kejadian atau situasi yang memicu respons
  • B (Keyakinan): Pikiran dan interpretasi kita tentang kejadian tersebut
  • C (Konsekuensi): Emosi dan perilaku yang muncul dari keyakinan kita

Mengidentifikasi pemicu. Langkah pertama menguasai ABC adalah mengenali adversitas spesifik yang sering memicu reaksi emosional dan perilaku negatif.

Mendengarkan dialog batin. Langkah berikutnya adalah menyadari keyakinan yang terus-menerus muncul dalam pikiran saat menghadapi kesulitan. Keyakinan ini sering otomatis dan tidak disadari, namun sangat memengaruhi reaksi kita.

Dengan memahami model ABC, kamu bisa melihat bagaimana pikiran membentuk pengalaman dan menemukan area untuk perubahan positif.

4. Hindari Perangkap Berpikir yang Merusak Ketangguhan

“Saat sesuatu salah, apakah kamu langsung menyalahkan diri sendiri? Menyalahkan orang lain? Atau langsung mengambil kesimpulan?”

Kesalahan berpikir umum. Saat menghadapi kesulitan, orang sering melakukan kesalahan berpikir yang merusak ketangguhan, seperti:

  • Melompat ke kesimpulan tanpa bukti cukup
  • Terfokus hanya pada aspek negatif
  • Membesar-besarkan hal buruk dan meremehkan hal baik
  • Menyalahkan diri sendiri atas hal di luar kendali
  • Menyalahkan orang lain atas tanggung jawab sendiri
  • Menggeneralisasi kejadian negatif ke seluruh aspek hidup
  • Membaca pikiran orang lain tanpa dasar
  • Menggunakan perasaan sebagai dasar penafsiran kejadian

Mengenali perangkapmu. Langkah pertama menghindari perangkap berpikir adalah mengenali pola yang sering kamu lakukan. Dengan menyadari pola ini, kamu bisa mulai menantang dan memperbaikinya.

Memperbaiki cara berpikir. Setelah mengenali perangkap, gunakan strategi khusus untuk menghindarinya, seperti mengumpulkan informasi lebih lengkap, mempertimbangkan sudut pandang lain, atau menantang keakuratan asumsi.

5. Temukan Gunung Es-mu: Ungkap Keyakinan Mendalam

“Kenali keyakinan fundamentalmu tentang bagaimana dunia ini, bagaimana seharusnya, dan siapa dirimu serta siapa yang ingin kamu jadi.”

Keyakinan gunung es tersembunyi. Keyakinan gunung es adalah keyakinan mendalam dan sering tidak disadari tentang diri sendiri, orang lain, dan dunia. Disebut “gunung es” karena biasanya tersembunyi di bawah kesadaran, namun sangat memengaruhi pikiran, emosi, dan perilaku.

Tiga kategori gunung es:

  • Prestasi: Keyakinan tentang sukses, gagal, dan kompetensi
  • Penerimaan: Keyakinan tentang cinta, rasa memiliki, dan persetujuan
  • Kontrol: Keyakinan tentang kekuasaan, otonomi, dan tanggung jawab

Mengidentifikasi gunung es. Untuk menemukan keyakinan ini, tanyakan pada diri sendiri pertanyaan mendalam tentang reaksi terhadap kesulitan, fokus pada makna dan pentingnya keyakinan, bukan keakuratannya.

Dengan mengungkap keyakinan gunung es, kamu bisa memahami motivasi dan nilai-nilai lebih dalam, serta mengenali area di mana keyakinan menghambat ketangguhan.

6. Tantang Keyakinanmu untuk Pemecahan Masalah yang Akurat

“Gaya berpikirmu sering membuatmu salah menafsirkan penyebab masalah, sehingga kamu mengejar solusi yang salah.”

Pentingnya keakuratan. Salah satu komponen utama ketangguhan adalah kemampuan mengidentifikasi penyebab masalah dengan tepat. Jika salah menafsirkan, kamu cenderung mencari solusi yang tidak efektif.

Gaya penjelasan. Gaya penjelasan adalah cara kebiasaan kita menjelaskan hal baik dan buruk yang terjadi. Bisa dikodekan dalam tiga dimensi:

  • Personal (aku vs bukan aku)
  • Permanen (selalu vs tidak selalu)
  • Menyeluruh (semua vs tidak semua)

Menguji keyakinan. Untuk menantang keyakinan, kumpulkan bukti yang mendukung dan menentangnya. Cari penjelasan alternatif dan pertimbangkan sudut pandang berbeda.

Fleksibilitas kognitif. Tujuannya bukan menjadi optimis berlebihan, tapi mengembangkan fleksibilitas kognitif—kemampuan melihat dunia dari berbagai perspektif dan memilih interpretasi paling akurat dan berguna.

7. Lihat dari Sudut Pandang yang Tepat: Kelola Pikiran Katastropik

“Apakah kamu sering terjebak dalam pikiran ‘bagaimana jika’ yang mengubah setiap kegagalan atau masalah menjadi bencana besar?”

Pikiran katastropik. Pikiran katastropik mengubah setiap masalah atau kemunduran menjadi bencana besar. Biasanya melibatkan pikiran “bagaimana jika” yang membayangkan rangkaian kejadian negatif yang semakin parah di masa depan.

Kekuatan perspektif. Untuk mengelola pikiran katastropik, kamu perlu belajar menempatkan segala sesuatu dalam perspektif yang tepat, dengan cara:

  • Mengidentifikasi keyakinan terburukmu
  • Memperkirakan kemungkinan keyakinan itu terjadi
  • Membuat alternatif terbaik
  • Menentukan hasil yang paling mungkin
  • Menyusun rencana menghadapi hasil tersebut

Optimisme realistis. Tujuannya bukan menyangkal kemungkinan hasil negatif, tapi mengembangkan optimisme realistis—keyakinan bahwa kamu bisa menghadapi apapun yang datang.

Dengan menempatkan segala sesuatu dalam perspektif, kamu bisa mengurangi kecemasan dan ketakutan, serta mengarahkan energi untuk memecahkan masalah.

8. Menenangkan dan Memfokuskan: Keterampilan Cepat untuk Kontrol Emosi

“Apakah kamu merasa kewalahan oleh stres? Apakah emosimu kadang muncul begitu cepat dan kuat sehingga kamu sulit berpikir jernih?”

Kebutuhan keterampilan cepat. Kadang kamu butuh cara cepat mengelola emosi dan pikiran saat itu juga. Menenangkan dan Memfokuskan adalah keterampilan cepat yang membantu mengembalikan kendali saat merasa kewalahan.

Teknik menenangkan:

  • Pernapasan terkontrol: Tarik napas dalam dan lambat dari diafragma
  • Relaksasi otot progresif: Tegangkan dan rilekskan kelompok otot
  • Imajinasi positif: Membayangkan pemandangan yang menenangkan dan rileks

Teknik memfokuskan:

  • Permainan mental: Melibatkan aktivitas mental yang menantang tapi menyenangkan
  • Mengalihkan perhatian: Secara sadar mengarahkan fokus ke tugas yang sedang dikerjakan

Portabilitas dan latihan. Kunci menguasai keterampilan ini adalah latihan rutin agar bisa digunakan efektif dalam situasi apapun.

Dengan belajar menenangkan tubuh dan memfokuskan pikiran, kamu bisa mengurangi intensitas emosi dan meningkatkan kemampuan berpikir jernih saat tekanan.

9. Ketangguhan Saat Itu Juga: Ubah Pikiran di Saat Bersamaan

“Apakah ada saat ketika pikiran yang tidak produktif membuatmu sulit tetap fokus dan hadir? Apakah pikiran negatif tertentu sering berulang?”

Mengubah pikiran secara real-time. Ketangguhan saat itu juga adalah keterampilan cepat yang memungkinkanmu mengubah pikiran tidak produktif saat muncul. Melibatkan prinsip Menantang Keyakinan dan Menempatkan dalam Perspektif secara langsung.

Tiga kalimat kunci untuk ketangguhan real-time:

  • Alternatif: “Cara melihat yang lebih akurat adalah...”
  • Bukti: “Itu tidak benar karena...”
  • Implikasi: “Hasil yang lebih mungkin adalah... dan aku bisa... untuk menghadapinya”

Latihan dan fleksibilitas. Kunci menguasai ketangguhan real-time adalah latihan rutin. Mulailah dengan menggunakan kalimat kunci untuk menyusun respons, lalu secara bertahap beralih ke pendekatan yang lebih lancar dan intuitif.

Dengan belajar mengubah pikiran saat itu juga, kamu bisa mencegah keyakinan negatif menguasai dan mempertahankan pola pikir yang lebih tangguh.

10. Ketangguhan dalam Hubungan: Komunikasi dan Empati

“Keterampilan ketangguhan meningkatkan kemampuanmu menilai risiko dan merencanakan masalah potensial. Mereka memperdalam kesadaran emosional dan keterampilan interpersonalmu.”

Komunikasi dan empati. Dua masalah umum dalam hubungan adalah komunikasi yang buruk dan pertengkaran yang merusak. Keterampilan ketangguhan membantu kamu berkomunikasi lebih efektif dan bertengkar dengan cara yang lebih konstruktif.

Filter dalam komunikasi:

  • Pikiran yang mengganggu: Terlalu sibuk dengan pikiran sendiri
  • Keyakinan: Menafsirkan pernyataan pasangan melalui filter pribadi
  • Emosi: Membiarkan emosi mengaburkan penilaian
  • Gaya komunikasi: Perbedaan cara mengekspresikan diri

Strategi komunikasi yang lebih baik:

  • Gunakan teknik menenangkan untuk mengelola emosi
  • Tantang perangkap berpikir agar tidak salah tafsir
  • Deteksi keyakinan gunung es untuk memahami motivasi pasangan
  • Latih mendengarkan aktif dan empati

Dengan menggunakan keterampilan ketangguhan, kamu bisa menciptakan hubungan yang lebih mendukung dan penuh pengertian.

11. Ketangguhan dalam Pengasuhan: Membimbing dan Menyayangi

“Ketangguhan memungkinkanmu meraih prestasi tertinggi di tempat kerja, memiliki hubungan yang memuaskan dan penuh cinta, serta membesarkan anak yang sehat, bahagia, dan sukses.”

Pengasuhan otoritatif. Penelitian menunjukkan bahwa gaya pengasuhan otoritatif paling efektif untuk menumbuhkan ketangguhan pada anak. Orang tua otoritatif:

  • Memantau dan mengawasi anak
  • Memberikan disiplin yang konsisten
  • Mendukung dan komunikatif
  • Membantu anak mengembangkan kesadaran, ekspresivitas, dan kontrol emosi

Mengajarkan keterampilan ketangguhan. Kamu bisa mengajarkan keterampilan inti ketangguhan pada anak dengan:

  • Menjadi contoh keterampilan dalam hidupmu sendiri
  • Membantu mereka mengenali ABC mereka
  • Membimbing mereka menantang keyakinan
  • Mengajarkan mereka menempatkan segala sesuatu dalam perspektif
  • Menunjukkan cara menggunakan teknik menenangkan dan memfokuskan
  • Mendorong mereka menggunakan ketangguhan real-time

Fokus pada keberhasilan. Alih-alih fokus pada harga diri, fokuslah membantu anak mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan untuk berhasil di dunia. Saat mereka berhasil, harga diri akan meningkat secara alami.

Dengan menggunakan keterampilan ketangguhan, kamu bisa menciptakan lingkungan yang mendukung dan menyayangi agar anak tumbuh berkembang.

12. Ketangguhan untuk Hidup: Makna, Tujuan, dan Menjangkau

“Ketangguhan mengubah segalanya. Mengubah kesulitan menjadi tantangan, kegagalan menjadi keberhasilan, ketidakberdayaan menjadi kekuatan. Ketangguhan mengubah korban menjadi penyintas dan memungkinkan penyintas untuk berkembang.”

Lebih dari sekadar mengatasi. Ketangguhan bukan hanya tentang mengatasi kesulitan, tapi juga tentang menjangkau dan menciptakan hidup yang lebih bermakna. Ini melibatkan:

  • Menilai risiko dengan tepat
  • Mengenal diri sendiri dengan baik
  • Menemukan makna dan tujuan hidup

Menjangkau. Menjangkau berarti mengambil tantangan baru, membentuk hubungan baru, dan mencari pengalaman baru. Ini membutuhkan keberanian, rasa ingin tahu, dan kemauan keluar dari zona nyaman.

Menciptakan makna. Menemukan makna hidup berarti terhubung dengan sesuatu yang lebih besar dari diri sendiri. Bisa melalui pekerjaan, hubungan, komunitas, atau keyakinan spiritual.

Dengan menggunakan keterampilan ketangguhan, kamu bisa menciptakan hidup yang kaya makna, tujuan, dan koneksi.

Terakhir diperbarui:

FAQ

What's The Resilience Factor about?

  • Focus on Resilience: The Resilience Factor by Karen Reivich and Andrew Shatté explores resilience as the ability to persevere and adapt in the face of adversity. It emphasizes resilience's importance for happiness, success, and well-being.
  • Seven Essential Skills: The book introduces seven skills to help individuals change negative thoughts and beliefs, enhancing emotional intelligence and coping abilities.
  • Research-Based Approach: Drawing on fifteen years of research, the authors provide evidence-based strategies for building resilience, equipping readers with practical tools to navigate life's hurdles.

Why should I read The Resilience Factor?

  • Practical Tools for Life: The book offers actionable skills applicable in everyday situations, helping improve emotional resilience, manage stress, and achieve personal goals.
  • Scientific Foundation: Authored by leading experts in resilience research, the book's insights are grounded in psychological science, making it a credible source for personal development.
  • Universal Relevance: Resilience is a universal need, and the book addresses common struggles, making it relevant for a wide audience, from parents to professionals.

What are the key takeaways of The Resilience Factor?

  • Resilience is Learnable: Resilience is not a fixed trait but a skill that can be developed through practice, as emphasized by the authors.
  • Understanding Thinking Styles: Recognizing one's thinking style is crucial, as it influences emotional responses to adversity, allowing better management of reactions.
  • Application Across Life Domains: The skills taught can be applied to various life areas, including work, parenting, and relationships, improving overall life satisfaction.

What are the seven essential skills introduced in The Resilience Factor?

  • Learning Your ABCs: This skill helps understand how thoughts about adversity lead to emotional and behavioral consequences, enabling better emotional regulation.
  • Avoiding Thinking Traps: Teaches identification of cognitive distortions like jumping to conclusions, fostering more accurate and constructive thinking patterns.
  • Detecting Icebergs: Focuses on uncovering deeply held beliefs that influence reactions, allowing for understanding and changing emotional responses.

What is the ABC model in The Resilience Factor?

  • Components of ABC: The model consists of Adversity, Beliefs, and Consequences, illustrating how beliefs about an event affect emotional and behavioral responses.
  • Identifying Patterns: By mapping these elements, readers can identify negative thought patterns and their impacts, leading to greater self-awareness.
  • Practical Application: The model serves as a foundational tool for applying resilience skills, allowing individuals to analyze and reframe experiences.

How can I avoid thinking traps as described in The Resilience Factor?

  • Recognize Common Traps: The book outlines eight common thinking traps, such as jumping to conclusions and magnifying negatives, with awareness being the first step to avoiding them.
  • Practice Mindfulness: Developing mindfulness helps become more aware of thoughts and feelings, allowing for catching oneself before falling into a thinking trap.
  • Challenge Your Thoughts: Actively challenge negative thought patterns by seeking evidence and considering alternative explanations, fostering a balanced perspective.

What is the significance of emotional regulation in resilience according to The Resilience Factor?

  • Control Over Emotions: Emotional regulation is crucial for maintaining resilience, allowing individuals to navigate stress and adversity without becoming overwhelmed.
  • Impact on Relationships: Effective emotional regulation enhances interpersonal relationships by promoting better communication and understanding.
  • Foundation for Problem-Solving: Regulating emotions equips individuals to think clearly and solve problems, essential for sound decision-making in challenging situations.

What role does self-efficacy play in resilience according to The Resilience Factor?

  • Belief in Abilities: Self-efficacy, the belief in one's ability to succeed, is a key component of resilience, influencing how challenges and setbacks are approached.
  • Motivation to Act: Higher self-efficacy leads to greater motivation to take on challenges and persist in difficulties, promoting problem-solving behaviors.
  • Positive Feedback Loop: Success in overcoming challenges enhances self-efficacy, creating a positive feedback loop that bolsters resilience.

How can I apply the skills from The Resilience Factor to my daily life?

  • Daily Practice: Incorporate skills into daily routines by reflecting on thoughts and emotions in response to challenges, using the ABC model for analysis.
  • Set Goals for Improvement: Identify areas for resilience enhancement and set achievable goals, focusing on consistent practice for progress.
  • Seek Support: Engage with others interested in building resilience, sharing experiences and strategies for motivation and accountability.

What is Real-time Resilience in The Resilience Factor?

  • Definition of Real-time Resilience: A skill that allows challenging counterproductive beliefs and putting things in perspective as they occur, managing emotions in adversity.
  • Three Tag Lines: Utilizes tag lines like "A more accurate way of seeing this is..." to guide accurate and constructive thinking.
  • Application in Daily Life: Helps respond effectively to stressors, encouraging proactive problem-solving and emotional regulation.

How does The Resilience Factor address relationships?

  • Communication Skills: Emphasizes effective communication, teaching skills to express feelings and resolve conflicts constructively for deeper connections.
  • Fighting Constructively: Provides strategies for constructive conflict resolution, focusing on behaviors rather than character attacks.
  • Empathy and Understanding: Encourages empathy and understanding, allowing partners to connect on a deeper level and address underlying issues.

What are some memorable quotes from The Resilience Factor and their meanings?

  • “The kind of stresses that produce a knockout punch for one individual can make another person stronger. The difference is resilience.”: Highlights resilience's role in thriving despite adversity, emphasizing variability in stress responses.
  • “Resilience is the key to success at work and satisfaction in life.”: Underscores resilience's fundamental role in achieving personal and professional goals for a fulfilling life.
  • “Your capacity for resilience is not a genetically fixed trait.”: Reinforces that resilience can be developed and improved through practice and self-awareness.

Ulasan

3.91 dari 5
Rata-rata dari 783 penilaian dari Goodreads dan Amazon.

The Resilience Factor mendapatkan ulasan yang sebagian besar positif berkat saran praktisnya dalam membangun ketangguhan. Para pembaca menghargai pendekatan berbasis bukti, contoh-contoh yang mudah dipahami, serta latihan-latihan yang berguna. Banyak yang merasa buku ini membantu dalam pengembangan diri maupun penggunaan profesional. Namun, ada juga yang mengkritik buku ini karena terasa kering atau berulang-ulang, sementara sebagian lain memuji kedalaman dan kemudahannya untuk diakses. Usia buku yang sudah lebih dari 20 tahun juga menjadi catatan bagi beberapa pengulas. Secara keseluruhan, buku ini dianggap sebagai sumber yang berharga untuk memahami dan mengembangkan ketangguhan, meskipun pendapat mengenai kemudahan membacanya bervariasi.

Your rating:
4.48
103 penilaian

Tentang Penulis

Karen Reivich adalah seorang psikolog dan peneliti yang mengkhususkan diri dalam ketangguhan dan psikologi positif. Bersama Andrew Shatte, ia menulis buku The Resilience Factor, yang merupakan hasil dari pengalaman bertahun-tahun dalam penelitian, pengobatan, dan pelatihan. Karya Reivich berfokus pada membantu orang mengembangkan keterampilan untuk mengatasi tantangan hidup dan meningkatkan kesejahteraan mental mereka. Ia telah melakukan berbagai studi mendalam tentang ketangguhan dan penerapannya dalam berbagai situasi. Reivich dikenal karena kemampuannya menjelaskan konsep-konsep kompleks dengan cara yang mudah dipahami serta memberikan strategi praktis untuk membangun ketangguhan. Keahliannya sangat dihargai dalam bidang psikologi dan pengembangan diri.

Listen
0:00
-0:00
1x
Dan
Andrew
Michelle
Lauren
Select Speed
1.0×
+
200 words per minute
Now playing
The Resilience Factor
0:00
-0:00
Now playing
The Resilience Factor
0:00
-0:00
Voice
Speed
Dan
Andrew
Michelle
Lauren
1.0×
+
200 words per minute
Queue
Home
Library
Get App
Create a free account to unlock:
Requests: Request new book summaries
Bookmarks: Save your favorite books
History: Revisit books later
Recommendations: Personalized for you
Ratings: Rate books & see your ratings
100,000+ readers
Try Full Access for 7 Days
Listen, bookmark, and more
Compare Features Free Pro
📖 Read Summaries
All summaries are free to read in 40 languages
🎧 Listen to Summaries
Listen to unlimited summaries in 40 languages
❤️ Unlimited Bookmarks
Free users are limited to 4
📜 Unlimited History
Free users are limited to 4
📥 Unlimited Downloads
Free users are limited to 1
Risk-Free Timeline
Today: Get Instant Access
Listen to full summaries of 73,530 books. That's 12,000+ hours of audio!
Day 4: Trial Reminder
We'll send you a notification that your trial is ending soon.
Day 7: Your subscription begins
You'll be charged on Jun 9,
cancel anytime before.
Consume 2.8x More Books
2.8x more books Listening Reading
Our users love us
100,000+ readers
"...I can 10x the number of books I can read..."
"...exceptionally accurate, engaging, and beautifully presented..."
"...better than any amazon review when I'm making a book-buying decision..."
Save 62%
Yearly
$119.88 $44.99/year
$3.75/mo
Monthly
$9.99/mo
Try Free & Unlock
7 days free, then $44.99/year. Cancel anytime.
Scanner
Find a barcode to scan

Settings
General
Widget
Loading...