Searching...
Bahasa Indonesia
EnglishEnglish
EspañolSpanish
简体中文Chinese
FrançaisFrench
DeutschGerman
日本語Japanese
PortuguêsPortuguese
ItalianoItalian
한국어Korean
РусскийRussian
NederlandsDutch
العربيةArabic
PolskiPolish
हिन्दीHindi
Tiếng ViệtVietnamese
SvenskaSwedish
ΕλληνικάGreek
TürkçeTurkish
ไทยThai
ČeštinaCzech
RomânăRomanian
MagyarHungarian
УкраїнськаUkrainian
Bahasa IndonesiaIndonesian
DanskDanish
SuomiFinnish
БългарскиBulgarian
עבריתHebrew
NorskNorwegian
HrvatskiCroatian
CatalàCatalan
SlovenčinaSlovak
LietuviųLithuanian
SlovenščinaSlovenian
СрпскиSerbian
EestiEstonian
LatviešuLatvian
فارسیPersian
മലയാളംMalayalam
தமிழ்Tamil
اردوUrdu
Try Full Access for 7 Days
Unlock listening & more!
Continue

Poin Penting

1. Dunia sebagai Representasi dan Kehendak

"Dunia adalah representasiku": ini adalah kebenaran yang berlaku bagi setiap makhluk hidup dan yang mengetahui, meskipun hanya manusia yang mampu membawanya ke dalam kesadaran reflektif dan abstrak.

Dualitas Eksistensi. Schopenhauer mengajukan pemahaman revolusioner tentang realitas yang sekaligus merupakan representasi dan kehendak. Dunia tidak ada sebagai realitas objektif di luar diri, melainkan sebagai representasi yang diciptakan oleh subjek yang mengetahui, dengan esensi mendasar berupa kehendak yang menggerakkan semua fenomena.

Lapisan Persepsi. Pemahaman kita tentang dunia pada dasarnya dibatasi oleh kemampuan persepsi kita. Kita hanya dapat mengetahui sesuatu sebagaimana tampak bagi kita, bukan sebagaimana adanya secara hakiki. Ini berarti:

  • Realitas selalu dimediasi oleh kesadaran kita
  • Apa yang kita persepsikan hanyalah permukaan dari realitas yang lebih dalam
  • Perspektif individual membentuk pemahaman kita tentang dunia

Kesadaran sebagai Pencipta. Dunia tidak ada secara mandiri dari persepsi kita, melainkan terus-menerus diciptakan melalui kesadaran kita. Setiap individu membangun realitasnya sendiri, menjadikan dunia pengalaman yang dinamis dan subjektif, bukan entitas tetap dan objektif.

2. Kehendak sebagai Esensi Dalam Realitas

"Hanya kehendak yang ada; ia adalah benda itu sendiri, sumber dari semua fenomena."

Dorongan Fundamental. Kehendak bukan sekadar kehendak manusia, melainkan energi mendasar yang menghidupkan seluruh keberadaan. Dari kekuatan fisik paling sederhana hingga motivasi manusia yang kompleks, kehendak mewakili dorongan primal di balik semua manifestasi realitas.

Ciri-ciri Kehendak:

  • Pada dasarnya irasional dan tanpa tujuan
  • Tak berujung dan tak terpuaskan
  • Ada di luar waktu dan pengalaman individual
  • Mewujud pada berbagai tingkat kompleksitas

Perebutan Universal. Setiap fenomena, mulai dari batu yang jatuh hingga manusia yang menginginkan sesuatu, merupakan manifestasi dari kehendak fundamental ini. Dunia adalah perjuangan terus-menerus dari kehendak-kehendak yang saling bersaing, tanpa penyelesaian atau tujuan akhir selain menjadi terus-menerus.

3. Prinsip Alasan Cukup Membatasi Pemahaman Kita

"Prinsip alasan cukup adalah bentuk universal dari setiap fenomena, dan manusia dalam tindakannya, seperti fenomena lain, harus tunduk padanya."

Batasan Kognitif. Prinsip alasan cukup membatasi pengetahuan manusia dengan menuntut bahwa setiap peristiwa harus memiliki sebab atau penjelasan. Pembatasan ini menghalangi kita untuk benar-benar memahami hakikat dasar realitas.

Bentuk Penjelasan:

  • Hubungan sebab-akibat
  • Penalaran logis
  • Urutan temporal
  • Keterkaitan spasial

Keterbatasan Intelektual. Meskipun prinsip ini memungkinkan pemahaman ilmiah, ia sekaligus menghalangi kita memahami esensi eksistensi yang lebih dalam dan irasional. Akal rasional kita hanya dapat menangkap hubungan permukaan, bukan kehendak yang mendasarinya.

4. Persepsi dan Pengetahuan pada Dasarnya Berbeda

"Pengetahuan persepsi berlawanan langsung dengan pengetahuan rasional atau abstrak yang dipandu oleh prinsip dasar mengetahui."

Mode Pemahaman. Schopenhauer membedakan antara pengetahuan perseptual (langsung, intuitif) dan pengetahuan rasional (abstrak, konseptual). Keduanya merupakan cara yang sangat berbeda dalam mengalami dan memahami realitas.

Ciri-ciri Pengetahuan:

  • Pengetahuan perseptual bersifat langsung dan menyeluruh
  • Pengetahuan rasional bersifat mediasi dan analitis
  • Pengetahuan perseptual menangkap esensi
  • Pengetahuan rasional menangkap hubungan

Keterbatasan Rasionalitas. Pemikiran rasional murni tidak pernah dapat sepenuhnya menangkap kompleksitas pengalaman hidup. Pemahaman sejati membutuhkan keseimbangan antara persepsi intuitif dan penalaran konseptual.

5. Seni Mengungkap Hakikat Lebih Dalam Realitas

"Seni mengulang Ide-ide abadi yang ditangkap melalui kontemplasi murni, elemen esensial dan abadi dalam semua fenomena dunia."

Wawasan Estetis. Seni melampaui persepsi individual, memungkinkan kita mengintip Ide-ide mendasar atau bentuk abadi yang menjadi struktur lebih dalam realitas. Melalui pengalaman estetis, kita sesaat dapat melepaskan diri dari kehendak pribadi.

Kualitas Artistik:

  • Menangkap esensi universal
  • Membebaskan dari keinginan pribadi
  • Mengungkap pola-pola fundamental
  • Memberikan transendensi sesaat

Persepsi Kreatif. Seniman memiliki kemampuan unik untuk melihat dan mengkomunikasikan Ide-ide mendasar ini, menjadikan seni sebagai cara pemahaman filosofis yang mendalam di luar wacana rasional.

6. Yang Agung Melampaui Pengalaman Individual

"Di sini hal itu disebabkan oleh pandangan terhadap kekuatan yang tak tertandingi, lebih unggul dari individu, dan mengancamnya dengan kehancuran."

Pengalaman Transenden. Yang agung mewakili momen ketika pengalaman manusia individual berhadapan dengan kekuatan alam yang luar biasa, memperlihatkan ketidakterhinggaan kita sekaligus keterhubungan mendalam dengan keberadaan universal.

Pengalaman Yang Agung:

  • Menghadapi lanskap alam yang luas
  • Mengalami skala kosmik yang besar
  • Menyaksikan fenomena alam yang mendalam
  • Menyadari keterbatasan manusia

Transformasi Psikologis. Pengalaman semacam ini sesaat membebaskan kita dari kepentingan individual, menghubungkan kita dengan pemahaman realitas yang lebih luas.

7. Kontemplasi Estetis Membebaskan dari Kehendak

"Ketika, bagaimanapun, sebab eksternal atau disposisi batin tiba-tiba mengangkat kita dari aliran kehendak yang tak berujung... perhatian tidak lagi tertuju pada motif kehendak."

Kebebasan Sesaat. Pengalaman estetis memberikan pelarian sementara dari siklus keinginan dan penderitaan yang tak berkesudahan dalam eksistensi manusia. Dengan menangguhkan kehendak individual, kita mencapai keadaan persepsi murni.

Mekanisme Pembebasan:

  • Pelepasan dari keinginan pribadi
  • Pengamatan murni dan objektif
  • Melampaui perspektif individual
  • Kedamaian sesaat

Transformasi Kesadaran. Melalui kontemplasi estetis, kita dapat sesaat mengalami keadaan kesadaran tenang tanpa kehendak, melampaui penderitaan individual.

8. Ide-ide adalah Bentuk Abadi Keberadaan

"Ide-ide adalah bentuk yang abadi dan esensial dari dunia dan semua fenomenanya."

Konsepsi Platonis. Ide-ide mewakili pola abadi dan tak berubah yang mendasari semua keberadaan fenomenal. Mereka adalah arketipe fundamental dari mana manifestasi individual muncul.

Ciri-ciri Ide:

  • Tak terikat waktu dan tidak berubah
  • Universal dan esensial
  • Lebih nyata daripada fenomena individual
  • Dapat diakses melalui persepsi mendalam

Kerangka Metafisik. Ide-ide menjadi jembatan antara dunia pengalaman yang sementara dan alam abadi dari bentuk-bentuk fundamental.

9. Penderitaan Manusia Berasal dari Keinginan yang Tak Berujung

"Semua kehendak muncul dari kekurangan, dari ketidaksempurnaan, dan dengan demikian dari penderitaan."

Kondisi Eksistensial. Keberadaan manusia ditandai oleh keinginan yang terus-menerus, di mana setiap keinginan yang terpenuhi segera menimbulkan keinginan baru, menciptakan siklus ketidakpuasan yang tak berkesudahan.

Dinamika Penderitaan:

  • Keinginan muncul dari rasa kekurangan
  • Pemenuhan bersifat sementara
  • Keinginan baru terus muncul
  • Kebahagiaan bersifat sesaat

Wawasan Filosofis. Kedamaian sejati tidak datang dari pemenuhan keinginan, melainkan dari melampaui mekanisme keinginan itu sendiri.

10. Jenius Melihat Melampaui Persepsi Individual

"Jenius adalah kemampuan untuk tetap dalam keadaan persepsi murni, kehilangan diri dalam persepsi."

Persepsi Luar Biasa. Jenius mewakili keadaan kesadaran yang meningkat yang dapat melihat Ide-ide universal melampaui pengalaman individual yang terbatas.

Ciri-ciri Jenius:

  • Kemampuan melihat pola universal
  • Pelepasan dari kepentingan pribadi
  • Pemahaman intuitif yang mendalam
  • Melampaui persepsi biasa

Wawasan Kreatif. Para jenius memiliki kapasitas unik untuk sesaat melarikan diri dari keterbatasan individual dan melihat kebenaran fundamental tentang keberadaan.

Terakhir diperbarui:

FAQ

What's The World as Will and Representation about?

  • Philosophical Exploration: The book presents Arthur Schopenhauer's philosophy, which posits that the world is fundamentally a representation shaped by our perceptions and consciousness.
  • Will as Central Concept: Schopenhauer argues that the essence of reality is the "will," which is the driving force behind all phenomena, contrasting with mere representation.
  • Dual Nature of Existence: The text explores the duality of existence, where the world is both representation (how we perceive it) and will (the underlying reality).

Why should I read The World as Will and Representation?

  • Influential Philosophy: Schopenhauer's work has significantly influenced existentialism, psychology, and the arts, making it essential for understanding modern thought.
  • Deep Insights: The book offers profound insights into human existence, suffering, and the nature of reality, encouraging readers to reflect on their own lives.
  • Unique Perspective: Schopenhauer's perspective on the will as the essence of life provides a unique lens through which to view human motivation and behavior.

What are the key takeaways of The World as Will and Representation?

  • Representation vs. Will: The distinction between the world as representation and the world as will is central, emphasizing that our perceptions shape our understanding of reality.
  • Suffering and Desire: Schopenhauer discusses how human suffering arises from unfulfilled desires, linking this to the nature of the will.
  • Art and Aesthetics: The book highlights the role of art as a means to transcend the suffering of existence, offering a glimpse of the will's true nature.

What are the best quotes from The World as Will and Representation and what do they mean?

  • "The world is my representation": This quote encapsulates the idea that our understanding of the world is subjective and shaped by our perceptions.
  • "The will is the thing-in-itself": This statement asserts that the will is the true essence of reality, beyond mere appearances and representations.
  • "Life is a dream": Schopenhauer suggests that our experiences may be illusory, emphasizing the transient nature of existence and the importance of seeking deeper truths.

How does Schopenhauer define the concept of will in The World as Will and Representation?

  • Inner Essence: Schopenhauer defines will as the fundamental driving force behind all existence, representing the true nature of reality beyond mere appearances.
  • Objectification of Will: The will manifests itself in various forms, including human actions and natural phenomena, which are seen as expressions of this underlying force.
  • Groundlessness of Will: The will is described as "groundless," meaning it does not require external justification or cause, existing independently of the principle of sufficient reason.

What is the principle of sufficient reason in The World as Will and Representation?

  • Foundation of Knowledge: The principle of sufficient reason states that everything must have a reason or cause, forming the basis for understanding phenomena.
  • Four Aspects: Schopenhauer identifies four forms of this principle: becoming (causality), knowing (knowledge), being (existence), and acting (motivation).
  • Relation to Representation: This principle governs how we perceive and understand the world, linking our experiences to the underlying will.

How does Schopenhauer view suffering in The World as Will and Representation?

  • Suffering from Desire: Schopenhauer posits that suffering arises from unfulfilled desires, which are driven by the will, leading to a cycle of wanting and dissatisfaction.
  • Existential Perspective: He suggests that life is inherently filled with suffering, and understanding this can lead to a more profound acceptance of existence.
  • Transcendence through Art: Schopenhauer believes that art can provide a temporary escape from suffering, allowing individuals to experience a glimpse of the will's true nature.

What role does aesthetics play in The World as Will and Representation?

  • Art as Escape: Schopenhauer views art as a means to transcend the suffering of existence, offering a temporary reprieve from the will's demands.
  • Reflection of Will: He argues that great art reflects the essence of the will, allowing viewers to connect with deeper truths about existence.
  • Aesthetic Experience: The experience of beauty in art can lead to a momentary suspension of the will, providing insight into the nature of reality.

How does The World as Will and Representation relate to Kant's philosophy?

  • Continuation of Kantian Thought: Schopenhauer considers his philosophy a continuation of Kant's ideas, particularly regarding the distinction between phenomena and noumena (thing-in-itself).
  • Critique of Kant: While he acknowledges Kant's contributions, Schopenhauer critiques certain aspects, particularly the notion of the thing-in-itself, which he identifies with the will.
  • Sufficient Reason: Schopenhauer builds on Kant's principle of sufficient reason, expanding it to explore the implications of will as the essence of reality.

How does Schopenhauer differentiate between beauty and the sublime in The World as Will and Representation?

  • Beauty as Harmony: Beauty is associated with objects that facilitate pure contemplation, allowing the observer to experience pleasure without the interference of the will.
  • Sublime as Exaltation: The sublime arises when the observer consciously elevates themselves above the hostile relations of the object to the will, experiencing a profound sense of awe and transcendence.
  • Emotional Contrast: While beauty brings peace and joy, the sublime involves a struggle against the overwhelming power of nature or existence, leading to a complex emotional response.

What is the significance of the Platonic Ideas in Schopenhauer's philosophy?

  • Eternal Forms: Platonic Ideas represent the eternal, unchanging forms that underlie the transient phenomena of the world, serving as the true essence of things.
  • Grades of Objectification: Schopenhauer uses the concept of Ideas to categorize the different grades of the will's objectification, from the lowest (inorganic matter) to the highest (human beings).
  • Knowledge and Art: The Ideas are essential for understanding both the nature of reality and the purpose of art, as they provide the framework for comprehending the world beyond mere appearances.

How does Schopenhauer's philosophy relate to ethics in The World as Will and Representation?

  • Compassion as Foundation: Schopenhauer posits that true ethics arise from compassion, which stems from recognizing the shared will in all beings. This understanding fosters a sense of moral responsibility towards others.
  • Denial of the Will: Ethical behavior involves denying one's own will for the sake of alleviating the suffering of others, leading to a more harmonious existence and a deeper connection with humanity.
  • Critique of Traditional Morality: He critiques conventional moral systems that rely on duty or abstract principles, advocating instead for a morality rooted in empathy and the recognition of shared suffering.

Ulasan

4.22 dari 5
Rata-rata dari 10k+ penilaian dari Goodreads dan Amazon.

Dunia sebagai Kehendak dan Representasi adalah karya filsafat yang menantang yang membahas metafisika, epistemologi, dan etika. Para pembaca menemukan gaya bahasa Schopenhauer yang jelas dan menarik dibandingkan dengan filsuf lain, meskipun pandangan pesimistisnya bisa terasa kurang menyenangkan. Buku ini menyajikan teori realitas yang terpadu berdasarkan konsep Kehendak dan representasi, dengan mengacu pada Kant dan filsafat Timur. Meski sebagian orang merasa kesulitan dengan panjangnya dan argumen yang padat, banyak yang menghargai wawasan unik Schopenhauer tentang sifat manusia, seni, dan kondisi manusia. Secara keseluruhan, buku ini dianggap sebagai teks filsafat yang penting dan berpengaruh, meskipun memerlukan studi yang cermat.

Your rating:
4.55
114 penilaian

Tentang Penulis

Arthur Schopenhauer adalah seorang filsuf Jerman yang lahir di Danzig pada tahun 1788. Ia dikenal terutama melalui karya besarnya, The World as Will and Representation, yang bertujuan untuk mengembangkan filosofi Kant. Karya Schopenhauer berfokus pada hakikat realitas, pengalaman manusia, dan peran kehendak dalam membentuk dunia kita. Ia dipengaruhi oleh filosofi Timur, khususnya Buddhisme, yang tercermin dalam pandangan dunianya yang pesimistis. Sebagai putra dari penulis Johanna Schopenhauer, Arthur sempat mencoba meniti karier akademis namun meraih keberhasilan yang terbatas selama hidupnya. Meski demikian, gagasannya kemudian memperoleh pengaruh besar, memengaruhi pemikir seperti Nietzsche dan Freud.

Listen
0:00
-0:00
1x
Dan
Andrew
Michelle
Lauren
Select Speed
1.0×
+
200 words per minute
Home
Library
Get App
Create a free account to unlock:
Requests: Request new book summaries
Bookmarks: Save your favorite books
History: Revisit books later
Recommendations: Personalized for you
Ratings: Rate books & see your ratings
100,000+ readers
Try Full Access for 7 Days
Listen, bookmark, and more
Compare Features Free Pro
📖 Read Summaries
All summaries are free to read in 40 languages
🎧 Listen to Summaries
Listen to unlimited summaries in 40 languages
❤️ Unlimited Bookmarks
Free users are limited to 4
📜 Unlimited History
Free users are limited to 4
📥 Unlimited Downloads
Free users are limited to 1
Risk-Free Timeline
Today: Get Instant Access
Listen to full summaries of 73,530 books. That's 12,000+ hours of audio!
Day 4: Trial Reminder
We'll send you a notification that your trial is ending soon.
Day 7: Your subscription begins
You'll be charged on Jun 8,
cancel anytime before.
Consume 2.8x More Books
2.8x more books Listening Reading
Our users love us
100,000+ readers
"...I can 10x the number of books I can read..."
"...exceptionally accurate, engaging, and beautifully presented..."
"...better than any amazon review when I'm making a book-buying decision..."
Save 62%
Yearly
$119.88 $44.99/year
$3.75/mo
Monthly
$9.99/mo
Try Free & Unlock
7 days free, then $44.99/year. Cancel anytime.
Scanner
Find a barcode to scan

Settings
General
Widget
Loading...